Page 12 - FULL_E-modul_REVISI_1
P. 12
5 Unit 1 : Perkembangan Teori Atom
Teori Atom Thomson
Jika materi terdiri dari atom, apa penyusun dari atom itu sendiri? Apakah
mereka partikel terkecil, atau ada sesuatu yang lebih kecil? Pada akhir abad ke-
19, sejumlah ilmuwan yang tertarik pada pertanyaan seperti ini menyelidiki
pelepasan listrik yang dapat dihasilkan dalam gas bertekanan rendah, dengan
penemuan paling signifikan dibuat oleh fisikawan Inggris, J. J. Thomson
menggunakan tabung sinar katoda. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa
Gambar 1.5 partikel-partikel tersebut jauh lebih ringan daripada atom (Gambar 1.6).
Joseph John Thomson,
Penemu Elektron
(Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/
J._J._Thomson )
Gambar 1.6 J. J. Thomson menghasilkan sinar yang terlihat dalam tabung sinar katoda (warna kuning).
(Sumber : https://www.epanrita.com/)
Sinar katode (+) meninggalkan katode, atau elektroda negatif, dan dipercepat menuju anoda, atau
elektroda positif. Beberapa sinar melewati lubang di anoda untuk membentuk suatu sinar, yang
kemudian dibelokkan oleh pelat-pelat listrik di dalam tabung. Pekerjaan ini mencapai puncaknya
pada tahun 1897 dengan penemuan elektron. Thomson dianugerahi Hadiah Nobel dalam fisika
pada tahun 1906.
Berdasarkan pengamatannya, inilah yang Thomson usulkan dan alasannya:
“Partikel-partikel ditarik oleh muatan positif (+) dan ditolak oleh muatan negatif (−), sehingga mereka harus bermuatan negatif
(muatan sejenis menolak dan muatan tak sejenis tertarik); mereka kurang massif daripada atom dan tidak dapat dibedakan, terlepas
dari bahan sumbernya, sehingga mereka harus menjadi konstituen subatomik mendasar dari semua atom. Meskipun kontroversial
pada saat itu, gagasan Thomson secara bertahap diterima, dan partikel sinar katoda-nya kini kita sebut sebagai elektron, partikel
subatomik bermuatan negatif dengan massa lebih dari seribu kali lebih kecil dari atom”.